Kamis, 19 April 2012

Fanfiction


You're My Destiny

          

  Suatu hari Minho sedang bermain basket di lapangan yang ada di sekolahnya. Permainannya sangat bagus. Tapi sayangnya, bakat yang dimilikinya itu ia tak mau tunjukkan pada publik. Karena Minho ini adalah tipe orang yang sangat pendiam, bicaranya pun seperlunya. Selain dibidang Olahraga, dia juga pandai dalam hal pelajaran. Hobinya pun membaca buku. Jadi dia memiliki segudang pengetahuan. Dia mampu melakukan apapun tapi satu hal yang ia tidak bisa, yaitu lebih dekat dengan seorang wanita. Malah saat kini dia menginjak umur 17 tahun ia belum pernah nge-date sama perempuan.
            Saat itu sore hari, matahari sudah tenggelam hanya cahyanya saja yang memancar ke langit yang berwarna keoren-orenan. Minho berjalan menyusuri jalan, tapi jalan yang belum pernah ia lewati. Dia terus saja berjalan sambil membawa tas sekolahnya itu di punggungnya. Tak sengaja ia melihat seorang wanita dengan memakai dress mini berwarna putih dan bersepatu putih dengan rambut di ikat 2. Wanita itu berjalan lurus, diam-diam Minho mengikuti dari belakang. Saat wanita itu berbelok, Minho pun masih mengikuti, tapi saat itu juga wanita itu hilang.
“ kemana dia??” ujar Minho bertanya-tanya
   Esok harinya, Minho pulang melalui jalan yang sama seperti kemarin. Dia berharap mungkin saja dia akan bertemu dengan wanita itu lagi. Benar saja wanita itu muncul lagi, hanya sekarang rambutnya terurai dengan bando berwarna kuning menghiasi kepalanya. Minho mengikuti wanita itu lagi, tapi lagi-lagi wanita itu hilang di belokan.
“kenapa dia selalu hilang di sini?? Kemana sih dia?” ujar Minho sambil melihat-lihat sekeliling.
Tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk bahu Minho. Minho terperanjat kaget. Saat ia berbalik ternyata yang menepuknya itu adalah wanita yang selama ini dia ikuti. Minho langsung terdiam saat melihat wajah wanita itu, dia sangat terkagum-kagum dengan kecantikan yang dimiliki oleh wanita itu. Bagaimana tidak mukanya yang lucu, matanya yang agak sipit, bulu mata yang sangat lentik, dan bibir berwarna pink yang kecil. Minho dibuat diam oleh wanita itu.
“apa kau baik-baik saja?” tanya wanita itu
“ehh.. ne aku baik..” jawab Minho gugup
“baiklah aku pergi dulu..”
“hey.. tunggu sebentar… emmm.. eu.. eu.. aku ingin tanya siapa namamu?”
“namaku? Anyeong!! Nae ireumeun Yooneee imnida. Namamu siapa?”
“anyeong!! Nae ireumeun Choi Minho imnida. Hmm.. apa kita bisa bertemu lagi?”
“tentu” jawabnya dengan senyuman yang sangat manis
Senyuman itu membuat jantung Minho berdetak kencang.
Esok harinya setelah Minho pulang sekolah agak siang, ia langsung berlari menuju jalan dimana ia bertemu Yooneee, tapi Minho belum mendapati siapa pun di sana. Hari mulai gelap Minho berpikir untuk pulang saja. saat dia akan melangkah pergi, terdengar ada yang memanggil dari belakang
“oppa !!!”
Minho berbalik, Minho senang karena yang memanggilnya itu adalah Yooneee. Ia sangat senang walaupun sudah menunggu sangat lama.
“kemana saja kau??” tanya Minho
“mianhamnida.. tadi ada urusan dulu..” Yoonee tersenyum
Kembali senyuman itu membuat tunduk hati Minho. Tida membuang-buang waktu. Minho mengajak Yoonee untuk berjalan-jalan. Mereka berjalan melewati lampu-lampu jalan yang berwarna-warni.
“oh iya.. Yoonee .. besok ada pasar malam.. dan lusa aku libur.. bisakah kau temani aku untuk pergi bersama ke sana?” ajak Minho yang berharap agar Yoonee mau menerima tawarannya.
“ne..” lagi-lagi senyuman manisnya itu yang terpancar.
Esok harinya mereka jadi untuk pergi. Minho pergi menjemput Yoonee dengan motor kerennya. Di pasar malam suasana sangat ramai. Yoonee agak canggung. Dia tidak terbiasa di dalam situasi yang sangat ramai. Tanpa di sia-siakan lagi mereka mulai untuk mencoba berbagai permainan salah satunya adalah permainan lempar bola ke dalam sebuah kaleng. Minho mencoba untuk permainan itu, tentu saja Minho menang, dia kan jago maen basket-nya. Sebagai hadiahnya Minho mendapat sebuah boneka beruang kecil berwarna putih dengan memegang sebuah hati yang bertuliskan ‘I LOVE YOU’. Boneka itu lalu ia berikan kepada Yoonee. Dan Yoonee sangat senang mendapatkan hadiah itu. Ia tersenyum kembali. Setelah banyak bermain mereka membeli jagung bakar. Tidak terasa sudah semalaman mereka bermain. Sampai waktunya terbit matahari.
“ayo kita lihat matahari terbit..!” ajak Minho
“mwo?” jawab Yoonee terkejut
“kenapa?”
“aku harus segera pulang..!”
“mwo? Pulang? Memang ada apa?”
“ aku mau pulang..” ujar Yoonee marah lalu berjalan pulang
“ne..ne.. kita akan pulang.. ayo cepat..”
Mereka lalu pulang Yoonee langsung masuk tanpa pamitan dengan Minho. Minho hanya teriak “besok kita bertemu lagi. Ok!”
Esok harinya Minho menunggu Yoonee di depan rumah. Yoone keluar dari rumah dan berjalan menghampiri Miinho dengan tatapan wajah yang pucat.
“Yoonee, gwenchanayo?” tanya Minho
“ne.. aku baik..” jawabnya
“ehm.. aku ingin mengatakan sesuatu padamu.. ehmm duduklah dulu..” mereka duduk di kursi yang tidak jauh dari rumah Yoonee.
“aku ingin mengatakan sesuatu padamu.. baru kali ini aku sedekat ini dengan seorang wanita.. dan baru kali ini aku merasakan perasaan yang sangat berbeda,.. dan terasa indah di hati.. aku…aku suka padamu..”
Yoonee hanya diam terkejut setelah mnedengar itu.
“eh.. iya aku tahu.. kau pasti akan terkejut.. ini memamang mendadak.. aku tahu.. kita baru kenal 3 hari.. tapi soal waktu itu tak jadi masalah kan… aku..” lanjut Minho
Tiba – tiba Yoonee memeluk Minho. Minho tersenyum.
Esok harinya saat Minho akan mengajak jalan-jalan Yoonee. Minho pergi ke rumah Yoonee dan meunggu di depan rumah. Dan membunyikan kelakson motornya. Tapi setelah lama menunggu yang ke luar dari rumah Yoonee bukanlah Yoonee tapi seorang eomma.
“apa kau ingin bertemu dengan Yoonee?” tanya eomma itu
“ne.. tapi boleh saya tahu siapa eomma ini?”
“saya eomma-nya Yoonee”
“oh.. apa Yoonee ada di rumah..??”
“ada.. tapi sayang dia sedang sakit”
“mwo..?? sakit? Sakit apa eomma?”
“apa kau namja chingunya Yoonee?”
“ne..”
“ada yang eomma ingin katakan padamu..”
“ne.. baiklah..”
Sambil duduk mereka berbincang-bincang
“kau harus kuat yah..”
“maksud eomma apa?”
“sebenarnya Yoonee punya penyakit.. kau tahu kenapa dia selalu ke luar pada malam hari?”
Minho hanya menggelengkan kepala
“yoonee itu tidak boleh terkena cahaya matahari… kalau sampai kulitnya terkena matahari itu akan membuat kulitnya terbakar dan melepuh.. dan dia akan jatuh sakit walau yang terkenanya itu hanya sedikit..”
Minho terkejut setelah mendengar hal itu. Dia menitikkan air mata. Menahan kesediahan. Dia berpikir ‘bagaimana bisa gadis sepolos itu di berikan cobaan yang begitu berat..’
“sebaiknya kau putuskan hubunganmu dengan Yoonee karena hidupnya tida akan lama lagi..” ujar eomma lalu pergi ke dalam rumah.
Beberapa hari kemudian Minho datang ke rumah Yoonee. Sesaat dia memandangi sebentar jendela kamar Yoonee dari luar, setelah itu dia mengetuk pintu rumah Yoonee. Dan masuk kedalam rumahnya. Eomma  Yoonee menunjukkan keberadaan Yoonee. Yoonee terlihat sedang duduk di sebuah kursi roda yang ada di kamarnya sambil memanndangi ke luar jendela. Minho menghampiri Yoonee dan duduk di sampingnya. Yoonee tersenyum dan langsung memeluk Minho sambil menangis. Yoonee ingin pergi ke luar rumah.
Dengan pakaian khusus anti cahaya matahari. Yoonee pergi ke luar, mereka pergi berjalan-jalan. Saat Yoonee mencoba untuk berdiri, keseimbangannya hilang. Untungnya ada Minho yang menahan. Yoonee hanya tersenyum. Minho dan Yoonee pergi melewati sebuah toko bunga. Minho membelikan sepucuk mawar.
“aku tida suka mawar,.. aku lebih suka bunga matahari..” ujar Yoonee
“baiklah akan ku belikan untukmu..” jawab Minho
Minho terheran kenapa Yoonee suka pada bunga matahari. Padahal matahari lah yang membuat keadaanya menjadi begitu. Minho dan Yoonee melanjutkan perjalanannya.
Selang satu hari dari itu, Yoonee tidak mampu untuk bertahan. Dan akhirnya ia meninggal. Semua menangis untuk Yoonee. Di hari pemakamannya dipenuhi dengan bunga matahari. Minho tidak mampu membendung air matanya. Dia terus saja menangisi kepergian Yoonee. Lalu Eomma  Yoonee memberikan Minho sepucuk surat dari Yoonee sebelum ia meninggal. Surat itu di tulis di atas secarik kertas kuning dengan di tulisi tulisan bersambung.
15, Desember 2011
Untuk Namja chinguku Minho
Aku bahagia.. aku senang..
di hari-hari terakhirku ini aku bisa mendapatkan seseorang yang mampu dan mau menerimaku apa adanya.. aku tahu hidupku tida akan lama.. untuk itu.. aku ingin mendapatkan sesuatu yang memang sangat aku inginkan..
Minho aku bahagia sekali.. aku bisa kenal denganmu.. pribadimu yang hangat.. ramah mampu untuk membuatku jatuh hati padamu.. jangan lupakan aku.. aku berharap kau kan mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku.. jangan terpaku karena ini.. teruslah hidup.. hidup untuk diriku..
Jangan sedih.. aku yakin kita pasti akan bertemu lagi nanti di surga..
Mianhae.. aku pergi meninggalkanmu dengan cara begini.. L
Namjac hinguku yang ganteng.. ehmm…. Saranghaёyo<3 <3

Yoonee   
Setelah membaca surat itu. Minho terduduj lemas. Dia tak henti-hentinya menangis. Dia merasa separuh dari jiwanya hilang. Dia sangat merasa kehilangan.
“kau akan selalu yang menjadi spesial di hatiku.. aku akan selalu mengingatmu.. senyummu.. dan kenangan kita.. aku akan selalu percaya.. kalau kau akan selalu bersamaku..” ujar Minho sambil memegang dadanya.

~~~THE END~~~

1 komentar:

  1. wah wah wah,, kasihan Minho,, baru aja kenal sma cewek eeehh, udh ditinggal :((
    *Sabar ya Minho-ah!
    ehh, ngomong2 ceritanya mirip film YUI yang Tai no Uta (goodbye days) ?? ^^ hehehe

    BalasHapus